Sabtu, 16 Januari 2010
Logo Apotek
adapun apotek yang akan saya komentari logonya adalah, K24, Guardian, dan century
setelah saya perhatikan dengan baik dan seksama, pilihan logo yg menurut saya menempati urutan pertama adalah apotek K24, dengan alasan, tulisannya yg jelas dan besar, serta gambar kapsul yang ditengahnya terdapat tulisan K24 yg mempertegas bahwa K24 bergerak dibidang obat-obatan dalam hal ini apotek yang beroperasi dalam 24 jam, serta gambar dan tulisan yang simple, membuar orang lain mudah untuk mengingatnya.
pilihan kedua saya, untuk hal logo adalah apotek guardian, adapun alasanya adalah, dari desaint tepi yang oval, membuat logo tersebut tidak terkesan kaku, dan disana juga terdapar gambar orang yg sedang berlari, itu mengesankan bahwa orang yang membeli obat disana dapat segera sehat, serta pada pemilihan warna background yang berwarna biru dengan tulisan putih, yg membuat logo tersebut lebih cerah.
Dan yang terakhir adalah logo apotek century, saya menempatkan logo apotek century di peringkat ke 3, dengan alasan: dari segi warna background, yg kurang cerah dengan tulisan yang agak kecil, membuat orang malas untuk membaca tulisan yang ada pada logo tersebut..
Penggolongan Rumah Sakit
- Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis,
- Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang medis tambahan,
- Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman,
- Melaksanakan pelayanan medis khusus,
- Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan,
- Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi,
- Melaksanakan pelayanan kedokteran sosial,
- Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan,
- Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal (observasi),
- Melaksanakan pelayanan rawat inap,
- Melaksanakan pelayanan administratif,
- Melaksanakan pendidikan para medis,
- Membantu pendidikan tenaga medis umum,
- Membantu pendidikan tenaga medis spesialis,
- Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan,
- Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi,
- Rumah Sakit Tipe A
- Rumah Sakit Tipe B
- Rumah Sakit Tipe C
- Rumah Sakit Tipe D
- Rumah Sakit Tipe E
Eight star farmasi
Teacher
Tidak hanya membagi ilmu pengetahuan pada yang lainnya, tapi juga memberi peluang pada praktisi lainnya untuk memperoleh pengetahuan dan menyesuaikan ketrampilan yang telah dimilikinya.
Leader
apoteker yang memegang peranan sebagai pemimpin harus mempunyai visi dan kemampuan memimpin (tanggung jawab untuk menjadi pemimpin dalam semua hal yang menyangkut kesejahteraan pasien dan masyarakat).
Decision Maker
apoteker bekerja berpondasikan kecocokan, kemanjuran, aman dan harga yang efektif serta memainkan peran dalam penyusunan kebijaksanaan obat-obatan.
Communicator
menjelaskan informasi kesehatan dan obat-obatan pada masyarakat
serta berpengetahuan dan percaya diri ketika berinteraksi dengan tenaga kesehatan.
Long life learner
apoteker harus belajar bagaimana menjaga ilmu pengetahuan dan ketrampilan mereka tetap up to date.
Care giver
mampu menjelaskan gaya hidup sehat, simptom penyakit serta pelayanannya harus dengan mutu yang tinggi.
Manager
apoteker harus dapat mengelola sumber daya (SDM, fisik dan keuangan) dan informasi secara efektif serta tanggung jawab yang lebih besar untuk bertukar informasi tentang obat dan produk yang berhubungan dengan obat serta kualitasnya.
Researcher
apoteker harus dapat menggunakan sesuatu berdasarkan bukti (ilmiah, praktek farmasi, sistem kesehatan) yang efektif dalam memberikan nasehat pada pengguna obat secara rasional dalam tim tim pelayanan kesehatan. Dengan berbagai pengalaman apoteker, dapat juga berkontribusi pada bukti dasar dengan tujuan mengoptimalkan dampak dan perawatan pasien
Senin, 11 Januari 2010
Penyakit Batuk Pada Anak
. Batuk Rejan (" Whooping Cough)
. Batuk dengan Mengi
. Stridor
. Batuk Mendadak
. Batuk Malam Hari
Asma juga dapat mencetuskan batuk malam hari karena jalan napas kita cenderung lebih sensitif dan menjadi lebih mudah teriritasi pada malam hari.
. Batuk Siang Hari
. Batuk disertai Pilek (Colds)
. Batuk dengan Demam
. Batuk dengan Muntah
. Batuk Menetap
. Batuk pada Bayi Kecil
Kebanyakan batuk pada anak tidak perlu dikhawatirkan. Namun, pada keadaan tertentu, berkonsultasilah dengan dokter. Hubungi dokter jika anak:
. Mengalami kesulitan bernapas
. Bibir, wajah dan lidah berwarna biru atau pucat
. Mengalami demam tinggi (hubungilah dokter untuk setiap demam yang terjadi pada bayi berusia kurang dari 3 bulan)
. Bayi (usia 3 bulan atau kurang) yang telah batuk selama beberapa jam
. Menimbulkan bunyi " whoop?' waktu mengambil napas setelah batuk
. Batuk darah (kecuali jika anak baru saja mengalami mimisan, maka biasanya batuk darah tersebut bukan masalah)
.
.
. Tampak lesu
Kapan anak dikatakan sesak atau sulit bernapas?
Berikut ini adalah tabel laju napas anak berdasarkan usia:
Umur Kisaran Normal
0-1 bulan 30-60
1 bulan - 1 tahun 30-60
1 tahun - 2 tahun 25-50
3 tahun - 4 tahun 20-30
5 tahun - 9 tahun 15-30
10 tahun atau lebih 15-30
Penanganan Profesional
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan di rumah untuk membuat anak lebih nyaman saat ia sedang batuk. Namun, konsultasi ke dokter tetap diperlukan pada keadaan-keadaan seperti yang telah dijelaskan di atas.
. Jika anak -hidungnya tersumbat, bersihkan hidungnya sebelum memberikan makanannya. Untuk membersihkan lendir yang menyumbat hidung dapat digunakan tetes hidung yang mengandung garam fisiologis (NaCI 0,9%) sebanyak 2 tetes pada masing-masing hidung 15- 20 menit sebelum makan. Tetes hidung NaCI 0,9% tidak memiliki efek samping. Jangan gunakan tetes hidung yang mengandung obat lain, karena obat tersebut dapat diserap dalam jumlah yang berlebihan. Cara lain untuk membersihkan lendir yang menyumbat hidung yaitu dengan alat hisap yang terbuat dari karet. Jangan lupa untuk memencet alat tersebut terlebih dahulu, kemudian ujung karet dimasukkan ke satu lubang hidung, lalu perlahan keluarkan dan lepaskan pencetan pada alat tersebut. Cara ini akan mengeluarkan lendir yang menyumbat hidung dan memudahkan anak bernapas kembali. Teknik ini lebih mudah dilakukan pada bayi berusia kurang dari 6 bulan. Anak yang lebih besar mungkin akan menolak cara ini. Penggunaan garam fisiologi s lebih
dianjurkan daripada cara ini karena alat hisap tidak mudah didapatkan dan penghisapan yang tidak hati-hati dapat menyakitkan.
. Jika anak anda mengalami colds, beristirahatlah di rumah. Hal ini akan membantu penyembuhannya dan menghindarkan penularan pada orang lain. Ingat, cuci tangan merupakan hal yang penting untuk mencegah penularan.
. Jika anak terbangun pada malam hari dengan batuk seperti "menggonggong" , bawa anak ke kamar mandi,. tutup pintu, dan putar keran shower air hangat selama beberapa menit hingga memenuhi bathtub. Jika tidak ada shower air hangat, anda dapat memasukkan air panas ke dalam ember dan biarkan ruangan menjadi penuh uap. Duduklah bersama anak di lantai kamar mandi selama sekitar 20 menit. Uap air akan membantu anak bernapas lebih mudah.
Bacakanlah buku cerita supaya anak merasa nyaman.
. Jaga agar lingkungan tetap lembab (AC justru membuat ruangan menjadi kering).
. Minuman dingin seperti jus dapat memberi rasa nyaman. Hindari minuman bersoda atau minuman asam karena dapat merangsang saluran cerna.
. Jangan berikan anak (terutama bayi dan anak kecil) obat-obat batuk yang dijual bebas tanpa petunjuk khusus dari dokter. Kebanyakan obat-obat ini menekan batuk sehingga dapat membahayakan anak. Batuk tidak boleh ditekan karena batuk justru membantu mengeluarkan sekret/kotoran yang kadang-kadang timbul pada penyakit pernapasan.
Sabtu, 26 Desember 2009
Inisiasi Menyusu Dini yang Menakjubkan
Ya, banyak sekali manfaat yang didapatkan dari kegiatan IMD ini, baik untuk si ibu maupun sang buah hati. Bagi calon ibu yang akan melahirkan, segera rencanakan dan cari dokter yang siap melaksanakan 'Early Initiation Of Breastfeeding' agar bisa melihat momen-momen pertama si bayi yang sungguh menakjubkan.
Dr. Utami Roesli, SpA., IBCLC, FABM yang merupakan pelopor IMD, menekankan betapa pentingnya seorang ibu melakukan IMD demi mengoptimalkan tumbuh kembang anak serta menurunkan angka kematian bayi dan balita.
Melakukan IMD segera setelah bayi lahir (setidaknya 1 jam) dapat menyelamatkan 22% kasus kematian bayi. Meskipun Indonesia tertinggal jauh dari negara-negara luar, terutama Skandinavia yang sudah melancarkan program tersebut pada tahun 1987, namun pada tahun 2006 program ini mulai dipromosikan dengan gencar di Indonesia oleh Dr. Utami.
"Dahulu, pengertian 'menyusu dini' masih salah dinterpretasikan oleh masyarakat dan kalangan dokter, dimana si bayi dipaksa mendapatkan ASI dari puting ibunya segera setelah melahirkan. Padahal yang benar adalah bayi diberi kesempatan menyusu atau mencari puting susu dengan cara merangkak di dada si ibu," jelasnya disela-sela acara peringatan hari ulang tahun Ikatan Dokter Anak Indonesia ke-55 pada 21 Juni 2009.
Setiap gerakan yang dilakukan bayi sebelum menyusu punya maksudnya dan semua itu sudah dirancang sedemikian rupa oleh yang Maha Kuasa.
"Jika kita ingin melihat keajaiban Tuhan yang paling sederhana dan paling awal dalam perjalanan hidup manusia, perhatikanlah apa yang dilakukan oleh seorang bayi pada saat ia mencari puting susu ibunya", ujar Dr. Utami yang juga merupakan ketua sentra laktasi Indonesia tersebut.
Terdapat 5 tahapan perilaku bayi sebelum menyusu, dimana setiap perilakunya mengandung makna yang sangat dalam.
- Tahap pertama, yaitu 30 menit pertama merupakan tahap istirahat bayi di perut atau dada ibunya, karena segera setelah lahir bayi belum siap untuk minum.
Sekali-kali ia akan melihat ibunya dan menyesuaikan dengan lingkungan. Ajaibnya, kulit ibu dapat berfungsi sebagai thermoregulator thermal synchron, artinya jika si bayi kedinginan, maka kulit ibu akan meningkat suhunya 2 derajat celcius, dan jika si bayi kedinginan, maka akan menurun satu derajat celcius.
- Tahap kedua, bayi akan mengeluarkan suara, gerakan menghisap dan memasukkan tangan ke mulutnya. Gerakan tersebut merupakan upaya si bayi untuk mengenali arah atau sumber puting berdasarkan indera penciumannya.
Bayi akan menjilati punggung tangannya karena bau ketuban yang masih terdapat di tangannya sama dengan bau pada payudara si ibu, sehingga ia akan bergerak ke arah bau tersebut berada.
- Tahap ketiga, sebelum si bayi mulai merangkak ke arah dada ibu, ia akan mengeluarkan air liur dulu. "Itu tandanya ia sudah mengenali bau puting si ibu, dan artinya makanan sudah dekat", ujar dokter anak senior di RS St Carolus Jakarta tersebut.
- Tahap keempat, setelah tahu darimana arah makanannya berasal, bayi pun akan mulai bergerak merangkak dan kakinya akan menekan perut ibu untuk bergerak ke arah payudara. Ternyata pula, hentakan kaki bayi di perut si ibu dapat mengurangi pendarahan di rahim.
- Tahap kelima, dari gerakan bayi adalah menjilat-jilati kulit ibu, menghentak kepala ke dada ibu, menemukan puting, menyentuh dengan tangannya, kemudian mengulum puting susu tersebut.
Ketika si bayi menjilati kulit si ibu, secara tidak langsung ia akan memasukkan bakteri-bakteri yang bermanfaat untuk ususnya, dan ketika ia menghentakkan kepala ke dada ibunya, ia melakukan massage yang akan melancarkan pengeluaran ASI dari payudara si ibu.
Dr. Utami menambahkan, jika si bayi sudah menemukan puting ibunya, biarkan paling tidak satu jam atau lebih sampai proses menyusu awal selesai. Bila dalam 1 jam si bayi belum menemukan puting, dekatkan bayi ke puting tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. "Beri ia waktu 30 menit atau 1 jam lagi", ujarnya.
Namun serangkaian proses menakjubkan pada awal kehidupan manusia tersebut hanya dapat terjadi jika si ibu maupun bayi sama-sama dalam keadaan stabil, artinya ibu tidak mengalami pendarahan atau bayi tidak berwarna biru.
"Bayi yang memerlukan pengobatan segera setelah lahir serta dipisahkan dari ibunya tidak akan bisa melakukan IMD sama sekali, atau 100% tidak bisa menyusu," tuturnya.
Menurut dokter yang juga kakak kandung almarhum seniman Harry Roesli tersebut, yang paling penting setelah IMD selesai dilakukan adalah melakukan rawat-gabung bayi, artinya ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, dan dalam jangkauan ibu selama 24 jam.
Hal ini menurutnya akan memperkuat ikatan ibu dan anak, serta meningkatkan daya tahan tubuh si bayi. "Seorang bayi yang dipisahkan 6 jam saja dari ibunya, maka hormon stressnya akan meningkat 2 kali lipat karena adanya trauma pemisahan", ungkap dokter yang merekam seluruh proses kelahiran cucunya untuk sosialisasi IMD ke publik.
IMD dan ASI Bikin Anak Cerdas
Studi terbaru menunjukkan kombinasi yang efektif dari IMD dan ASI eksklusif dapat meningkatkan kecerdasan anak, sehingga para ibu pun saat ini mulai tertarik mengaplikasikannya.
"Anak yang diberi ASI lebih pandai dibanding mereka yang tidak diberi ASI. Mereka yang tidak mendapatkan ASI diketahui 15-20% sel-sel otaknya akan mati, sehingga mengurangi tingkat kecerdasannya," kata Dr. Utami.
Penelitian-penelitian yang dilakukan di Selandia Baru, Inggris, Denmark dan Amerika Serikat menjadi acuan dari Dr Utami, dokter yang selama ini gencar mempromosikan pentingnya IMD dan telah banyak mendapatkan penghargaan dalam pengembangan program ASI eksklusif tersebut.
Salah satu penelitian di Denmark menyebutkan bahwa terdapat korelasi antara lamanya pemberian ASI dengan tingkat IQ seseorang. Penelitian yang dilakukan terhadap 3.253 orang di Denmark tersebut menunjukkan bahwa seseorang yang disusui kurang dari 1 bulan, tingkat IQ-nya 5 poin lebih rendah dari yag disusui setidaknya 7-9 bulan.
Beberapa fakta penelitian lainnya pun dibeberkan oleh Dr. Utami, diantaranya mereka yang diberi IMD dan ASI eksklusif akan 6-8 kali lebih jarang menderita kanker anak (leukemia, limphositik, neuroblastoma, lymphoma maligna); 16,7 kali lebih jarang terkena pneumonia, 16 kali lebih jarang dirawat di rumah sakit dan 40-50% risiko asma berkurang.
Adanya kolostrum pada ASI ibu yang baru melahirkan diduga merupakan faktor penyebab seorang anak dapat memiliki daya tahan tubuh dan kecerdasan yang lebih tinggi dibanding mereka yang tidak mendapatkan ASI. Seorang bayi yang baru lahir belum memiliki organ tubuh yang sempurna, salah satunya ususnya yang masih belum merekat dengan baik.
"Kolostrum yang masuk ke dalam tubuh bayi akan menutup lubang-lubang pada sel-sel usus bayi, sehingga ASI yang masuk tidak akan bercampur dengan darah yang mungkin dapat menyebabkan alergen. Selain itu, kolostrum juga dapat merangsang growth hormon yang baik untuk tumbuh kembang bayi," jelas dokter lulusan FK UNPAD Bandung tersebut.
Tapi lanjut Dr. Utami, bukan hanya mendapatkan 1-2 tetes kolostrum yang paling penting, melainkan kontak dengan ibunyalah yang lebih utama. "Kolostrum memang penting untuk sistem imun bayi, namun yang tak kalah penting adalah the whole skin to skin contact-nya," ujarnya.
Bahkan American Academic Breastfeeding Medicine menyatakan dalam 48 jam pertama kehidupan seorang bayi, sebenarnya tidak dibutuhkan cairan apapun. "Jadi tidak masalah jika ASI belum bisa keluar setelah melahirkan, karena kontak kulit dengan si ibu jauh lebih penting," katanya.
Dr. Utami menegaskan jika seorang ibu ingin merencanakan IMD dan ASI eksklusif, hal tersebut harus dibicarakan dengan suami dan juga dokter sebelum kelahiran, karena belum semua rumah sakit mempraktekkan IMD.
Bahkan ada kecenderungan sekarang ini rumah sakit membiarkan ibu terpisah dari anaknya, dimana bidan-bidan yang menangani kelahiran bayi justru menyarankan penggunaan susu formula hanya untuk mendapatkan keuntungan semata. "Mereka-mereka itulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan mendzalimi ciptaan Tuhan," ucapnya.
Bayi yang sehat adalah bayi yang dekat dengan ibunya, tidak dipisahkan oleh kamar yang berbeda. "Tidak ada namanya merawat separo-separo. Kalau bisa, si ibu lah yang memandikan dan menyelimuti si bayi," tegas dokter yang masih terlihat cantik di usianya yang sudah cukup senior.
Anak adalah harapan bagi setiap orang tuanya, oleh karena itu berikanlah makanan standar emas untuk buah hati Anda jika ingin menghasilkan anak generasi cerdas dan berkualitas. Makanan emas itu mulai dari IMD, ASI eksklusif 6 bulan, dan ASI hingga 2 tahun serta makanan pendamping ASI.
Tidak hanya ibu yang berperan penting dalam hal menyusui, namun sang ayah juga perlu mendampingi dengan penuh kasih sayang. "Bahkan di luar negeri, cuti menyusui pun diberikan untuk seorang ayah," ujarnya.
Batuk 100 Hari yang Susah Sembuh
Jakarta, Ketika terkena batuk ada orang yang harus mengalaminya sampai berbulan-bulan atau dikenal dengan batuk 100 hari. Seperti apa batuk 100 hari itu? Benarkah batuk ini bisa hilang sendiri tanpa diobati?
Batuk 100 hari biasanya dikenal dengan istilah batuk rejan dan dalam bahasa medis disebut sebagai penyakit pertussis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis, bakteri ini dapat menular dari orang yang terinfeksi ke orang lain melalui udara atau dahak yang dikeluarkan oleh pasien.
"Bakteri ini bisa ada di lingkungan sekitar kita dan orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah sangat mudah terkena infeksi bakteri ini. Sekitar 60 persen penyakit ini diderita oleh anak-anak di bawah usia 10 tahun," ujar Dr Agus Dwi Susanto, Sp.P, Jumat (25/12/2009).
Terbentuknya istilah batuk 100 hari karena sebelum ditemukannya antibiotik, perlu waktu 3 bulan atau 100 hari untuk menyembuhkannya. Tapi setelah adanya antibiotik, penyembuhannya bisa lebih cepat dan tak perlu menunggu 100 hari lagi.
Apa saja gejala yang muncul?
Gejala umum penyakit ini biasanya muncul 5-20 hari setelah orang terinfeksi dan ditandai dengan flu, batuk, pilek, radang tenggorokan dan biasanya disertai dengan demam. Penyakit ini bisa terjadi pada bayi, anak-anak ataupun orang dewasa.
"Batuk pada penyakit pertussis ini sangat khas yaitu batuk kering yang disertai dengan tarikan napas seperti orang sesak napas, bahkan seringkali pasien tidak sempat untuk menarik napas karena batuk yang terus menerus terjadi," ujarnya.
Bagaimana pemeriksaannya?
Biasanya dokter bagian paru akan melakukan evaluasi jika seseorang sudah mengalami batuk lebih dari 2 minggu. Untuk mendiagnosis penyakit ini dilakukan pemeriksaan suap tenggorokan dan mengambil dahaknya untuk melihat ada bakteri ini atau tidak.
Gejala pada bayi
"Penyakit ini sangat berbahaya jika terjadi pada bayi, karena ada penelitian di Inggris yang menunjukkan 1 dari 500 bayi meninggal akibat penyakit pertussis ini," ujar dokter yang berpraktik di RSUP Persahabatan Jakarta ini.
Pada bayi harus dilakukan deteksi sedini mungkin untuk mencegah komplikasi. Beberapa komplikasi yang muncul pada bayi:
1. Infeksi paru-paru (pneumonia) jika bakteri tersebut masuk ke paru-paru
2. Sesak napas
3. Perdarahan di mata akibat tekanan yang terjadi saat batuk terus menerus
4. Kejang akibat asupan oksigen di otak berkurang
5. Yang paling parah berakhir dengan kematian.
Namun gejala-gejala itu juga dialami orang dewasa bila mengalami komplikasi.
Mencegah Batuk 100 Hari
1. Menghindari orang yang terinfeksi
2. Segera deteksi dini jika mengalami batuk yang disertai dengan sesak napas
3. Melakukan vaksinasi DPT (Difteri Pertussis Tetanus).
"Vaksin ini cukup signifikan untuk mencegah pertussis, berdasarkan penelitian di Inggris sebelum ada vaksin kasus kejadiannya 200.000/tahun, tapi setelah ada vaksin hanya 2.000 kasus/tahun," ungkapnya.
Jadi, penyakit batuk 100 hari tidak bisa hilang dengan sendirinya tanpa adanya bantuan obat seperti antibiotik. Deteksi penyakit sedini mungkin untuk mencegah terjadinya komplikasi pada bayi dan juga orang dewasa.
Saat ini hanya penyakit batuk 100 hari saja yang ada istilah medisnya tapi untuk batuk 30 hari tidak ada dalam kamus kedokteran.
Jumat, 25 Desember 2009
Batuk 100 Hari yang Susah Sembuh
Jakarta, Ketika terkena batuk ada orang yang harus mengalaminya sampai berbulan-bulan atau dikenal dengan batuk 100 hari. Seperti apa batuk 100 hari itu? Benarkah batuk ini bisa hilang sendiri tanpa diobati?
Batuk 100 hari biasanya dikenal dengan istilah batuk rejan dan dalam bahasa medis disebut sebagai penyakit pertussis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis, bakteri ini dapat menular dari orang yang terinfeksi ke orang lain melalui udara atau dahak yang dikeluarkan oleh pasien."Bakteri ini bisa ada di lingkungan sekitar kita dan orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah sangat mudah terkena infeksi bakteri ini. Sekitar 60 persen penyakit ini diderita oleh anak-anak di bawah usia 10 tahun," ujar Dr Agus Dwi Susanto, Sp.P, Jumat (25/12/2009).
Terbentuknya istilah batuk 100 hari karena sebelum ditemukannya antibiotik, perlu waktu 3 bulan atau 100 hari untuk menyembuhkannya. Tapi setelah adanya antibiotik, penyembuhannya bisa lebih cepat dan tak perlu menunggu 100 hari lagi.Apa saja gejala yang muncul? Gejala umum penyakit ini biasanya muncul 5-20 hari setelah orang terinfeksi dan ditandai dengan flu, batuk, pilek, radang tenggorokan dan biasanya disertai dengan demam. Penyakit ini bisa terjadi pada bayi, anak-anak ataupun orang dewasa."Batuk pada penyakit pertussis ini sangat khas yaitu batuk kering yang disertai dengan tarikan napas seperti orang sesak napas, bahkan seringkali pasien tidak sempat untuk menarik napas karena batuk yang terus menerus terjadi," ujarnya.
Bagaimana pemeriksaannya? Biasanya dokter bagian paru akan melakukan evaluasi jika seseorang sudah mengalami batuk lebih dari 2 minggu. Untuk mendiagnosis penyakit ini dilakukan pemeriksaan suap tenggorokan dan mengambil dahaknya untuk melihat ada bakteri ini atau tidak.
Gejala pada bayi"Penyakit ini sangat berbahaya jika terjadi pada bayi, karena ada penelitian di Inggris yang menunjukkan 1 dari 500 bayi meninggal akibat penyakit pertussis ini," ujar dokter yang berpraktik di RSUP Persahabatan Jakarta ini.Pada bayi harus dilakukan deteksi sedini mungkin untuk mencegah komplikasi. Beberapa komplikasi yang muncul pada bayi:
1. Infeksi paru-paru (pneumonia) jika bakteri tersebut masuk ke paru-paru
2. Sesak napas
3. Perdarahan di mata akibat tekanan yang terjadi saat batuk terus menerus
4. Kejang akibat asupan oksigen di otak berkurang
5. Yang paling parah berakhir dengan kematian.
Namun gejala-gejala itu juga dialami orang dewasa bila mengalami komplikasi.Mencegah Batuk 100 Hari
1. Menghindari orang yang terinfeksi
2. Segera deteksi dini jika mengalami batuk yang disertai dengan sesak napas
3. Melakukan vaksinasi DPT (Difteri Pertussis Tetanus).
"Vaksin ini cukup signifikan untuk mencegah pertussis, berdasarkan penelitian di Inggris sebelum ada vaksin kasus kejadiannya 200.000/tahun, tapi setelah ada vaksin hanya 2.000 kasus/tahun," ungkapnya.Jadi, penyakit batuk 100 hari tidak bisa hilang dengan sendirinya tanpa adanya bantuan obat seperti antibiotik. Deteksi penyakit sedini mungkin untuk mencegah terjadinya komplikasi pada bayi dan juga orang dewasa.Saat ini hanya penyakit batuk 100 hari saja yang ada istilah medisnya tapi untuk batuk 30 hari tidak ada dalam kamus kedokteran.(ver/ir)